Materi Bahasa Indonesia (Pertemuan ke-2)

Senin, 25 Maret 2019

Materi Bahasa Indonesia (Pertemuan ke-2)



KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA



A.     DEFINISI BAHASA DAN FUNGSI BAHASA

Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Oleh sebab itu, bahasa itu manusiawi, artinya hanya manusia yang mampu menghasilkan bahasa.

Fungsi Bahasa :

1.     Fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi (fungsi yang lain adalah sebagai fungsi ekspresif, fungsi estetis, fungsi informatif, fungsi khayalan/imajiner, dan fungsi emosional

2.     Dalam kegiatan ilmiah bahasa memiliki fungsi utama sebagai media komunikasi, ekspresif (produktif), informatif, dan reseptif.


B.     Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai:

1.     lambang kebanggaan nasional

2.     lambang identitas nasional

3.     bahasa persatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda

4.     bahasa perhubungan antara berbagai wilayah di nusantara.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi:

1.     sebagai bahasa resmi negara

2.     sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan

3.     sebagai bahasa perhubungan dalam hal mewujudkan kepentingan nasional

4.     sebagai bahasa pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.


C.     Ragam Bahasa Indonesia


1.     Berdasarkan suasana: ragam bahasa resmi dan ragam bahasa nonresmi

2.     Berdasarkan penggunaan: bahasa yang baik dan bahasa yang benar

3.     Berdasarkan kebakuan: ragam bahasa baku dan ragam bahasa nonbaku

4.     Berdasarkan bidang penggunaan: ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa nonilmiah.


D.    Bahasa Indonesia yang Baik dan yang Benar

Penggunaan bahasa yang benar (baku) adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kaidah ini meliputi:

1.     aspek tata bunyi (fonologi)

2.     tata bahasa (kata dan kalimat)

3.     kosakata (termasuk istilah)

4.     ejaan

5.     makna

6.     kelogisan.

Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat.

Kriteria penggunaan bahasa yang baik bertalian dengan:

1.     topik yang dibicarakan

2.     tujuan pembicaraan

3.     lawan bicara atau pembaca

4.     tempat

5.     waktu pembicaraan.


Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia

Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1.     Hiperkorek

Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena “membetulkan” bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah. 

Contoh:

Utang              (betul)             menjadi          hutang (hiperkorek)

pigura             (betul)             menjadi          figura  (hiperkorek)

jadwal             (betul)             menjadi           jadual  (hiperkorek)

asas                 (betul)             menjadi           azas     (hiperkorek)

Ijazah              (betul)             menjadi          ijasah  (hiperkorek)

Izin                  (betul)             menjadi          ijin       (hiperkorek)

Zaman             (betul)             menjadi          jaman (hiperkorek)

khawatir          (betul)             menjadi           kuatir   (hiperkorek)

2.     Pleonasme

Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan.

Pleonasme ada tiga macam

a.     Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata

terjadi sejak April                        (benar)

terjadi mulai April                       (benar)

mulai terjadi sejak April              (pleonasme)


b.     Bentuk jamak dinyatakan dua kali

kasus-kasus                                 (benar)

kumpulan kasus                           (benar)

kumpulan kasus-kasus                (pleonasme)                 

tarik-menarik                              (benar)

saling menarik                             (benar)

saling tarik-menarik                     (pleonasme)



c.      Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas

                 Contoh:

                 Teknologi telekomunikasi semakin maju ke depan.


3.     Kontaminasi

Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris  contamination(pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’. Rancu artinya ‘kacau’ dan kerancuan artinya ‘kekacauan’.

Contoh kontaminasi imbuhan:

(meng+kesamping+kan)                 mengesampingkan     (benar)

(men+samping+kan)                       menyampingkan         (benar)

                                                                       

                                                            mengenyampingkan

                                                            (kontaminasi)


Contoh kontaminasi frasa:

Kadang-kadang                       (benar)

Ada kala(nya)                         (benar)

Kadang kala                             (kontaminasi)

Berulang-ulang                       (benar)

Berkali-kali                              (benar)

Berulang kali                           (kontaminasi)


4.     Perombakan Bentuk Pasif

a.     Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan di-

Contoh:

Praktik kerja lapangan ini mahasiswa semester enam lakukan. (tidak baku)   

Praktik kerja lapangan ini dilakukan oleh mahasiswa semester enam. (baku)



b.     Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frasa terikat

Contoh:

Pustaka itu peneliti akan rujuk.   (tidak baku)

Pustaka itu akan peneliti rujuk.   (baku)


5.     Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan        pemakaian kata tugas

a.     Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan

Contoh:

Hipotesis daripada penelitian ini terbukti.         (tidak   tepat)

Hipotesis penelitian ini terbukti.                        (baku)


b.     Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan

Contoh:

Dalam penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (tidak baku)

Penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak.              (baku)


6.     Pengaruh bahasa daerah

Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua macam.


a.     Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan ter- ) dan penghilangan imbuhan.

Contoh pemakaian awalan ke- :

kepakai, kesusun, keuji                (tidak baku)

terpakai, tersusun, teruji             (baku)


Contoh penghilangan imbuhan:

Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya.             (tidak baku)

Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya.        (baku)
    

Data itu dipindah ke komputer lain.       (tidak baku)

Data itu dipindahkan ke komputer lain. (baku)

b.     Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran –nya

Contoh:

Lulusannya IT Telkom sangat diminati.  (tidak baku)

Lulusan IT Telkom sangat diminati.        (baku)


7.     Pengaruh bahasa asing

Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata      tugas   (kata ganti       penghubung) seperti: yang mana, dimana, kepada siapa.


Contoh:

Instrumen yang mana baru disusun, telah disetujui pembimbing. (tidak baku)

Instrumen yang baru disusun, telah disetujui pembimbing. (baku)

Perusahaan seluler dimana penelitian ini dilakukan memiliki tim pengontrol kualitas yang handal. (tidak baku)

Perusahaan seluler tempat penelitian ini dilakukan memiliki tim pengontrol kualitas yang handal.(baku)


0 komentar :

Posting Komentar